Yerusalem - Jurnalis televisi berita Al-Jazeera, Najwan Simri Diab  yang tengah hamil 4 bulan diminta melepas pakaian dalam (bra) ketika  hendak menghadiri acara konferensi pers Perdana Menteri Israel Benjamin  Netanyahu di sebuah hotel mewah di Yerusalem. Simri marah dan menolak  untuk hadir, dia merasa dilecehkan oleh petugas keamanan Netanyahu.   
Simri, 31, yang lahir di Israel dan bekerja untuk Al-Jazeera selama  delapan tahun diperiksa secara berlebihan oleh seorang petugas keamanan  perempuan. "Saya sudah mencopot jaket, lalu vest, dan kemeja, bahkan  sepatu saya, terakhir mereka meminta saya melepas bra, saya katakan  'tidak'," kata Simri seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/1).
Simri juga harus melewati mesin pemindai, padahal dia tengah hamil.  Dengan tegas Simri menolak. "Saya tidak bersedia melewatinya, saya  khawatir efeknya terhadap kandungan saya," ujarnya.
Sebelum diperiksa berlebihan, Simri juga diminta berdiri antri dalam  barisan. "Kami harus berdiri sampai setengah jam, dan melihat beberapa  jurnalis Arab bergabung, ternyata ada dua barisan berbeda, satu untuk  orang Arab dan satu untuk jurnalis lain," kata Simri.
Akibat terlalu lama berdiri, Simri lalu protes, dia khawatir  berdampak buruk bagi kandungannya. Simri kemudian boleh duduk dan  kembali disuruh menunggu. Sampai akhirnya dia dipanggil dan pakaiannya  mulai dilucuti. "Mereka mengancam bisa saya tidak melepas bra, maka saya  tidak diizinkan masuk," ujarnya.
Kepala keamanan yang bertanggungjawab dalam acara ini, Shin Bet  mengatakan ini adalah prosedur keamanan yang harus dilalui. "Semua  diperlakukan sama, ada tiga jurnalis yang menolak diperiksa, dan  memutuskan untuk tidak masuk ke dalam," katanya.
Israel melakukan pemeriksaan ketat bagi siapapun yang hendak bertemu  Perdana Menteri Israel sejak Yitzhak Rabin dibunuh pada 1995.

 
1 komentar:
mana tuh orang orang yang selalu berteriak kebebasan berdasarkan HAM
Posting Komentar