Selasa, 18 Januari 2011

Alih generasi Penikmat Lagu Iwan Fals di “Ngaji Bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur” Kota Sukabumi



Sukabumi (6/9) jadi kota terakhir yang dikunjungi Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur, dalam rangkaian perjalanan spiritual Iwan Fals dan band Asal Jogjakarta, Ki Ageng Ganjur yang dimotori oleh Zastrouw Al Khatani, dalam tema acara “Ngaji Bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur” di bulan Ramadhan 2010.

Semenjak pukul 10 pagi (6/9), tim Tiga Rambu, yang terdiri dari Ferry, Ajum, Sumanto, Santoso, Firman dan iwanfals.co.id meninggalkan Leuwinanggung, Depok, kediaman Iwan Fals, menggunakan bus panggung menuju Cibadak, Sukabumi. Rombongan tiba sekitar dua jam kemudian.

Sementara, Iwan Fals beserta Rosana serta beberapa aktivis Oi,seperti Barot dan Chaerudin tampak hadir sekitar pukul 2 siang. Mereka datang mengendarai kendaraan pribadi. Rombongan langsung diterima kehadirannya di Pondok Pesantren Al Hidayah, Cibadak-Sukabumi, oleh panitia serta para jajaran muspida dan pengasuh ponpes Alhidayah, KH Sukron, H Siradj, dan H Usman Efendy (Pembina Oi, sekaligus kawan karib Iwan Fals), serta Dandim Sukabumi, LetKol Sofyani.

Perbincangan hangat tampaknya mewarnai penyambutan di teras kediaman pengasuh ponpes Al Hidayah, sekitar 30 menit lamanya. Karena waktu yang singkat, selanjutnya digelar penanaman secara simbolis beberapa pohon di lingkungan ponpes.

Salah satu liang tanam dilakukan penanamannya oleh Iwan Fals, yang ditanami dengan pohon jambu bol. Sambutan yang membludak dari para penonton di lokasi penanaman yang jaraknya hanya puluhan meter dari panggung utama itu, menyebabkan penanaman pohon hanya dilakukan Iwan Fals dan pengasuh pondok pesantren Al Hidayah.

Ribuan penonton sudah memadati lapangan Cibadak- Sukabumi, semenjak pukul 12 siang. Bahkan para penonton ini melakukan koor sepanjang sesi latihan atau sound check yang dilakukan para personil Ki Ageng Ganjur.

Rombongan truk pengangkut para fans Iwan Fals juga tampak mengantar para penonton beberapa jam sebelum acara dimulai. Begitupun dengan angkutan umum dan kendaraan pribadi. Atau bahkan rombongan yang berjalan kaki karena kemacetan di sebagian ruas jalan Cibadak-Sukabumi.

Diantara ribuan penonton tersebut, dengan sebaran yang jumlahnya mencapai 20% adalah kalangan anak-anak kecil penggemar Iwan Fals. Beberapa yang tertangkap kamera iwanfals.co.id sempat juga berpose.
Mereka diantaranya dari kelompok Oi Barang Antik, Oi Sukabumi, Oi Anarki, Oi Mata Dewa, Oi Cibadak, Oi Frustasi, dan Oi Serdadu serta beberapa kelompok band lain yang juga menggemari lagu-lagu Iwan Fals, diantaranya juga tampak puluhan anak-anak punk.

Tausyiah, serta penampilan Astuti dan Vita Shafira (vokalis Ki Ageng Ganjur) yang membawakan beberapa lagu, disusul penampilan Zastrouw yang memberikan tausyiah budaya serta religius. Terutama tentang karya-karya lagu yang akan dibawakan Iwan Fals berkolaborasi dengan Ki Ageng Ganjur, mewarnai babakan awal “ngaji bareng Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur”, yang disponsori oleh PT Djarum ini.
Selanjutnya, Iwan Fals naik panggung. Tembang-tembang legendarisnya dibawakan dengan warna yang lebih religius, iringan Ki Ageng Ganjur yang banyak bermain lewat alat musik gamelan dan rebana. Lagu-lagu tersebut makin kuat nuansa religiusnya, oleh untaian orasi religi-spiritual dari Zastrouw Al Khatani.

Tembang-tembang Ibu, Nyanyian Jiwa, Tanam Siram Tanam, meluncur nyaris tanpa jeda koor para penonton. Para muda-mudi, bahkan para anak-anak kecil penggemar Iwan Fals yang datang dari seluruh bagian kota Sukabumi dan sekitarnya, bahkan dari kota Bogor, membuat suasana dingin oleh turunnya hujan bahkan sebelum acara dimulai, menjadi hangat.

Catatan iwanfals.co.id telah terjadi alih generasi penikmat lagu-lagu Iwan Fals, terutama ke generasi yang lebih belia. Soal militansi kelompok ini, tidaklah kalah dengan generasi sebelumnya. Beberapa kelompok anak kecil ini dengan segala cara, berjuang menuju arena konser menyaksikan penampilan Iwan Fals. Mungkin ini salah satu bentuk “keresahan” masyarakat dewasa ini oleh keadaan yang dialami para orang tuanya.

Diantara lagu demi lagu, para fans Iwan ini tampak cekikikan, bermain cipratan air dan lumpur yang menggenang di hampir seluruh bagian lapangan, akibat hujan yang turun sebelum konser digelar. Kendati demikian konser berjalan aman dan lancar.

Selanjutnya, lagu Kumenanti, Kota dan Oemar Bakrie tak ketinggalan juga ikut dibawakan oleh Iwan. Khusus tembang terakhir, Oemar Bakrie, sempat dipertanyakan aktualitasnya oleh seseorang kyai di Cilegon beberapa hari sebelumnya.

Menurut sang kyai tersebut, mungkin saat ini tembang Oemar Bakrie lebih pas ditujukan untuk kalangan guru honorer, yang nasibnya masih belum jelas. Mengingat 20% anggaran pembangunan kini sudah dinikmati dunia pendidikan termasuk guru yang meningkat kesejahteraannya.

Usai lagu Kota, untuk mendinginkan suasana, juga digelar acara salawatan, untuk mendinginkan suasana dan sebagai pendidikan religi kepada masyarakat yang hadir, terutama di Lapangan Cibadak-Sukabumi.

Catatan iwanfals.co.id, di setiap kota yang disambangi oleh rombongan Iwan Fals dan Ki Ageng Ganjur, termasuk di Sukabumi, tampak grafik yang semakin meningkat penampilannya. Terutama bagi para musisi Ki Ageng Ganjur, beberapa kali iwanfals.co.id sempat mengamati aksi panggung terutama para gitaris dan basis kelompok musik Ki Ageng Ganjur yang menggambarkan hal tersebut.

Konser sore itu ditutup dengan shalawat bareng dengan para penonton, diiringi ucapan terimakasih dari Zastrouw dan Iwan Fals bahwa pertunjukan berjalan aman dan damai.

“Terimakasih teman-teman, acara berjalan aman dan lancar. Hati-hati di perjalanan pulang,” urai Iwan dan Zastrouw, diiringi tetabuhan dan gamelan shalawat nabi.

0 komentar:

Posting Komentar